Dia lelah
Hatinya biru lebam
Kasian
Dia masih muda
Masih kencang kulitnya
Tapi pahit memorinya
Entah apa yang menopangnya
Dia terlihat kuat
Ah tidak, ia rapuh
Sudah, sudahilah gadis
Tutup petualanganmu
Kau sudah cukup lebam
Kau sudah berdarah - darah
Dan mengapa kau tetap semangat ?
Apa harga dari harta itu ?
Lebih penting dari dirimukah ?
Kembalilah ke peradaban
Seorang diri sudah cukup
Tak perlu kau membawa harta itu
Kita yang memerhatikanmu jatuh
Sangat terluka melihatmu
Walau tawa iseng membingkai muka sedihmu
Cukuplah, kembali pada kami
Seorang diri sudah cukup
Tak usah kau bawa harta itu
Kau tak perlu membeli bahagia dengan harta itu
Kau hanya perlu lupa
Lupa akan lebammu
Lupakan lebammu
Lupakan darahnya
Tersenyumlah pada sakitmu
Kami di sini tersiksa melihat senyum mirismu
(the history of this poem : ini puisi gue bikin di angkot, lagi perjalanan pulang. ini puisi gue bikin pas gue lagi sakit sesakit sakitnya sakit hati. ini puisi gue buat berdasarkan semua rasa hilang gue. semua rasa hancur gue. yang dia pun tidak mengerti sama sekali)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
gw suka nih puisi yang ini hahaha ternyata buatnya di angkot zz
ReplyDelete